Misteri Stigmata, Tanda Luka Salib Yesus
Fenomena Stigmata selalu menyisakan misteri dan pertanyaan besar dari segi sains, kesehatan bahkan keimanan. Kisah Misteri Stigmata, Tanda Luka Salib Yesus yang muncul secara tiba-tiba pada badan seseorang menyerupai bekas lubang paku ditangan dan kaki, luka berdarah di sekitar kepala akhir mahkota duri, luka bilur-bilur akhir cambuk penderaan diseluruh badan dan gejala lainnya yang persis menyerupai contoh luka penyiksaan pada penyaliban Yesus Kristus.
Kejadian Aneh Stigmata ini biasanya terjadi di lingkungan Tradisi Iman Kristen Kristen yakni biarawan atau biarawati 'terpilih' lah yang mengalaminya. Aneh Tapi Nyata, luka ini muncul secara tiba-tiba dan mengeluarkan darah gres yang segar tanpa meninggalkan infeksi bagi stigmatic, sebutan buat orang yang mengalami mukjizat asing ini. Pernahkah anda menonton Film Stigmata yang dulu booming pada tahun 1999 menyerupai itulah kira-kira citra bagi penderita stigmatic. Berikut 8 Orang yang Pernah Mengalami Stigmata, Tanda Luka Salib Yesus :
1. Kisah Nyata Theresia Neumann, Stigmatis (1898-1962)
Kejadian Aneh Stigmata ini biasanya terjadi di lingkungan Tradisi Iman Kristen Kristen yakni biarawan atau biarawati 'terpilih' lah yang mengalaminya. Aneh Tapi Nyata, luka ini muncul secara tiba-tiba dan mengeluarkan darah gres yang segar tanpa meninggalkan infeksi bagi stigmatic, sebutan buat orang yang mengalami mukjizat asing ini. Pernahkah anda menonton Film Stigmata yang dulu booming pada tahun 1999 menyerupai itulah kira-kira citra bagi penderita stigmatic. Berikut 8 Orang yang Pernah Mengalami Stigmata, Tanda Luka Salib Yesus :
1. Kisah Nyata Theresia Neumann, Stigmatis (1898-1962)
Memiliki nama panggilan Resl, Therese Neumann perempuan dari Konnersreuth Bavaria Jerman ini dilahirkan pada tahun 1898 dari sebuah keluarga Kristen yang terbilang miskin. Suatu ketika dikala umurnya menginjak 20 tahun kobaran api melalap gudang Martin Neumann pamannya, di mana Thresia bekerja. Saat membantu memadamkan api itulah Resl mengalami kecelakaan. Ia jatuh ke tanah dengan rasa teramat nyeri di punggung. Ia tak sanggup berjalan dan harus dipapah pulang. Kecelakaan ini membuatnya lumpuh sebagian di punggung dan kejang-kejang andal di kedua kaki. Dokter tak sanggup mendatangkan kesembuhan. Keadaan Resl semakin memburuk dari hari ke hari. Klimaks dari penderitaannya terjadi pada bulan Maret 1919 ketika ia menjadi sama sekali buta.
Resl, gadis yang dulu sangat aktif, kini harus terbaring di daerah tidur sebab kebutaan, sawan, nyeri di punggung dan kedua kaki dan borok-borok bernanah di punggung dan kakinya. Ia kemudian menghabiskan hidupnya dengan berbaring di ranjang selama 6,5 tahun. Keluarganya selalu menghibur dengan membacakan bacaan-bacaan rohani. Ajaib, ia mengalami kesembuhan dan sempurna 1 tahun kemudian ia mendapatkan stigmata di pecahan jantung dan kedua telapak tangannya. Saat itu juga ia berpuasa penuh selama 36 tahun sampai ajalnya, sehingga masakan dan minuman satu-satunya hanyalah 'Tubuh Kristus'.
Dan sebab hal ini juga pihak Nazi yang berkuasa di Konnersreuth pun menarik jatah makannya dan memperlihatkan kepadanya jatah untuk sabun, dua kali lipat untuk mencuci pakaiannya dan banyak sekali keperluan lainnya menyerupai handuk, sebab setiap hari Kamis menjelang Jumat dikala sengsara Yesus dimulai sampai pada hari Minggu, Teresa akan mengalami keadaan ekstasi yang menyebabkan tubuhnya bersimbah darah. Melihat fenomena ini, pemimpin Nazi yaitu Adolf Hitler pun terkesan segan kepada Teresa.
2. Kisah Stigmatis St Padre Pio dari Pietrelcina
Peristiwa Stigmata pertama yang dialami Padre Pio terjadi di Pietrelcina sore hari 7 September 1911. Karena Ia takut Ia kemudian menemui Monsigneur Salvatore Panullo, Pastor Paroki Pieltrecina untuk menolongnya dengan cara berdoa. Ajaibnya, luka-luka stigmata itu hilang.
Pada tanggal 5 Agustus 1918, Padre Pio menerima penglihatan di mana ia merasa dirinya ditikam dengan sebilah tombak; sesudahnya luka akhir tikaman tombak itu tinggal pada tubuhnya. Kemudian pada tanggal 20 September 1918 dikala ia sedang sendirian memanjatkan syukur sehabis perayaan Misa disebuah kapel renta ia mendapatkan luka-luka di kedua kaki dan tangannya. Setiap hari Padre Pio kehilangan sekitar satu cangkir darah dan anehnya luka-luka itu tidak pernah menutup ataupun bertambah parah. Keanehan semakin bertambah bukannya basi darah melainkan basi harum yang semerbak terpancar dari luka-luka stigmatanya.
3. Marie Rose Ferron, 1936
Seorang perempuan yang dilahirkan pada 1902, berjulukan Marie Rose Ferron menerima penglihatan Tuhan Yesus kecil di usia 6 tahun. Iapun dibesarkan secara religius dan pengalaman yang semakin nyata. Hingga usianya mencapai 22 tahun, ia dikabarkan tidak pernah makan masakan padat dan hanya bertahan dengan mengonsumsi masakan cair.
Di usia 26 tahun kemudian ia mendapati gejala stigmata pada tubuhnya. Di telapak tangan, pergelangan kaki, dada, di pundak serta di kepala. Darah juga keluar dari mata dan mulutnya. Anehnya, luka-luka tersebut hanya muncul di hari Jumat dan menghilang di hari Sabtu. Saat ia meninggal, lebih dari 15 ribu orang tiba menyaksikan pemakamannya di tahun 1936.
Seorang perempuan yang dilahirkan pada 1902, berjulukan Marie Rose Ferron menerima penglihatan Tuhan Yesus kecil di usia 6 tahun. Iapun dibesarkan secara religius dan pengalaman yang semakin nyata. Hingga usianya mencapai 22 tahun, ia dikabarkan tidak pernah makan masakan padat dan hanya bertahan dengan mengonsumsi masakan cair.
Di usia 26 tahun kemudian ia mendapati gejala stigmata pada tubuhnya. Di telapak tangan, pergelangan kaki, dada, di pundak serta di kepala. Darah juga keluar dari mata dan mulutnya. Anehnya, luka-luka tersebut hanya muncul di hari Jumat dan menghilang di hari Sabtu. Saat ia meninggal, lebih dari 15 ribu orang tiba menyaksikan pemakamannya di tahun 1936.
4. St. Gemma Galgani 1903
Lahir di Carnigliano, Italia dengan nama Maria Gemma Umberta Pia Galgani, Gemma dilaporkan mengalami stigmata pada usia 21 tahun. Kabarnya secara misterius ia mengalami luka di telapak tangan, pergelangan kaki, dada dan luka di kepala menyerupai mahkota duri. Darah selalu mengalir keluar dari luka tersebut setiap Kamis malam pukul 11.00 sampai Jumat sore pukul 03.00. Awalnya ia selalu menyembunyikan luka dan sakit yang dirasakannya. Namun, kemudian ia mengaku pada gereja.
Sepanjang hidupnya kemudian ia habiskan dengan berdoa dan mendapatkan luka tersebut. Sayangnya, kemudian ia menutup mata di tahun 1903 sebab penyakit Tubercolosis.
Lahir di Carnigliano, Italia dengan nama Maria Gemma Umberta Pia Galgani, Gemma dilaporkan mengalami stigmata pada usia 21 tahun. Kabarnya secara misterius ia mengalami luka di telapak tangan, pergelangan kaki, dada dan luka di kepala menyerupai mahkota duri. Darah selalu mengalir keluar dari luka tersebut setiap Kamis malam pukul 11.00 sampai Jumat sore pukul 03.00. Awalnya ia selalu menyembunyikan luka dan sakit yang dirasakannya. Namun, kemudian ia mengaku pada gereja.
Sepanjang hidupnya kemudian ia habiskan dengan berdoa dan mendapatkan luka tersebut. Sayangnya, kemudian ia menutup mata di tahun 1903 sebab penyakit Tubercolosis.
5. St Fransiskus dari Assisi, Stigmatis pertama yang dinyatakan sah (1181-1226).
Pada bulan Agustus tahun 1224 St Fransiskus dan beberapa biarawan lainnya mengadakan perjalanan ke Mount Alvernia di Umbria, bersahabat Assisi untuk berdoa. Di sana, St Fransiskus memohon untuk diperkenankan ikut ambil pecahan dalam sengsara Kristus. Pada Pesta Salib Suci 14 September 1224, St Fransiskus menerima penglihatan ia dipeluk oleh Yesus yang tersalib. Sengsara dari Jumat Agung yang pertama tercurah atas dirinya, dan ia mendapatkan stigmata.
St Fransiskus berusaha menyembunyikan tanda karunia ilahi ini dari yang lainnya, dengan membalut kedua tangannya dengan jubahnya dan mengenakan sepatu serta kaus kaki (yang tidak biasa ia lakukan). Lama-kelamaan, rekan-rekan biarawan memperhatikan perubahan dalam cara berpakaian St Fransiskus dan juga sengsara fisiknya, maka terungkaplah diam-diam stigmatanya. Pada akhirnya, atas nasehat para rekan biarawan, St Fransiskus mulai membiarkan stigmatanya terlihat orang lain.
6. Enza Milano, 1970
Berawal di tahun 1970, di sebuah kota kecil berjulukan Termini Irnerese, Sicilia. Dua tahun semenjak kematian pendeta Padre Pio, yang mengalami stigmata, seorang perempuan berusia 32 tahun mengaku menerima kunjungan dari roh Padre Pio. Dalam mimpinya, Enza Milano mengaku telah ditusuk di kedua telapak tangan, kaki, dan dada dengan memakai pisau yang berkilau.
Secara misterius kemudian luka-luka tersebut benar-benar muncul pada badan menyerupai di dalam mimpi. Ia kemudian memeriksakan diri ke dokter dan meminta perawatan darinya. Dokterpun menutup luka dengan perban. Dan keesokan harinya, dikala perban tersebut dibuka, luka tersebut justru tidak sembuh dan semakin parah. Tidak diceritakan kembali bagaimana nasib Enza Milano setelah itu.
Berawal di tahun 1970, di sebuah kota kecil berjulukan Termini Irnerese, Sicilia. Dua tahun semenjak kematian pendeta Padre Pio, yang mengalami stigmata, seorang perempuan berusia 32 tahun mengaku menerima kunjungan dari roh Padre Pio. Dalam mimpinya, Enza Milano mengaku telah ditusuk di kedua telapak tangan, kaki, dan dada dengan memakai pisau yang berkilau.
Secara misterius kemudian luka-luka tersebut benar-benar muncul pada badan menyerupai di dalam mimpi. Ia kemudian memeriksakan diri ke dokter dan meminta perawatan darinya. Dokterpun menutup luka dengan perban. Dan keesokan harinya, dikala perban tersebut dibuka, luka tersebut justru tidak sembuh dan semakin parah. Tidak diceritakan kembali bagaimana nasib Enza Milano setelah itu.
7. St Katarina dari Sienna (1347-1380)
St Katarina dianugerahi pengalaman-pengalaman gaib dan penglihatan-penglihatan semenjak ia masih berusia enam tahun, juga dianugerahi stigmata. Pada bulan Februari 1375, ketika mengunjungi Pisa, ia ikut ambil pecahan dalam Misa di Gereja St Kristina. Setelah menyambut Komuni Kudus, ia karam dalam meditasi mendalam, sementara matanya menatap lekat pada salib.
Sekonyong-konyong, dari salib datanglah lima berkas sinar berwarna merah darah yang menembusi kedua tangan, kaki dan lambungnya, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa andal sampai ia jatuh tak sadarkan diri. St Katarina dari Sienna mendapatkan stigmata, yang hanya tampak olehnya saja, sampai sehabis simpulan hayatnya.
8. Mary Ellen Lukas, 1954
Mary Ellen Lukas yaitu perempuan yang dilaporkan belakangan ini menerima luka stigmata. Kabarnya ia masih hidup sampai tahun ini. Selama bertahun-tahun lamanya, ia menyimpan dongeng stigmata ini dari media dan berusaha menyimpannya demi nama gereja. Ia tak pernah memperlihatkan jati dirinya dan bagaimana luka tersebut didapat kepada media.
Namun kemudian ia berkeliling negara dan memperlihatkan kesaksian di gereja-gereja. Dan menceritakan bagaimana pengalaman stigmata yang dialaminya. Sama menyerupai perempuan lain yang mengalami stigmata, darah keluar dari telapak tangan, pergelangan kaki, serta dahi. Dan darah serta luka tersebut semakin parah dikala Jumat Agung atau ia menyebutkan kata Ekaristi. Ia sama sekali tidak mengijinkan media mengambil foto lukanya, sehingga ia selalu bepergian dengan memakai sarung tangan hitam untuk menyembunyikan luka tersebut.
St Katarina dianugerahi pengalaman-pengalaman gaib dan penglihatan-penglihatan semenjak ia masih berusia enam tahun, juga dianugerahi stigmata. Pada bulan Februari 1375, ketika mengunjungi Pisa, ia ikut ambil pecahan dalam Misa di Gereja St Kristina. Setelah menyambut Komuni Kudus, ia karam dalam meditasi mendalam, sementara matanya menatap lekat pada salib.
Sekonyong-konyong, dari salib datanglah lima berkas sinar berwarna merah darah yang menembusi kedua tangan, kaki dan lambungnya, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa andal sampai ia jatuh tak sadarkan diri. St Katarina dari Sienna mendapatkan stigmata, yang hanya tampak olehnya saja, sampai sehabis simpulan hayatnya.
8. Mary Ellen Lukas, 1954
Mary Ellen Lukas yaitu perempuan yang dilaporkan belakangan ini menerima luka stigmata. Kabarnya ia masih hidup sampai tahun ini. Selama bertahun-tahun lamanya, ia menyimpan dongeng stigmata ini dari media dan berusaha menyimpannya demi nama gereja. Ia tak pernah memperlihatkan jati dirinya dan bagaimana luka tersebut didapat kepada media.
Namun kemudian ia berkeliling negara dan memperlihatkan kesaksian di gereja-gereja. Dan menceritakan bagaimana pengalaman stigmata yang dialaminya. Sama menyerupai perempuan lain yang mengalami stigmata, darah keluar dari telapak tangan, pergelangan kaki, serta dahi. Dan darah serta luka tersebut semakin parah dikala Jumat Agung atau ia menyebutkan kata Ekaristi. Ia sama sekali tidak mengijinkan media mengambil foto lukanya, sehingga ia selalu bepergian dengan memakai sarung tangan hitam untuk menyembunyikan luka tersebut.
Sebenarnya masih ada lagi orang yang mengalami Misteri Stigmata, Tanda Luka Salib Yesus selain ke 8 orang stigmatis diatas.
annunaki.me_Misteri Stigmata
yesaya.indocell.net_Apa itu Stigmata?
vemale.com_5 Wanita Yang Pernah Mengalami Stigmata
katolisitas-indonesia.blogspot.com_Riwayat Singkat Hidup Teresa Neumann