Ladang Ranjau Jadi Habitat Jutaan Penguin

Siapa yang menyangka puluhan ribu ranjau peledak yang sangat berbahaya yakni rumah paling kondusif bagi kelangsungan hidup jutaan hewan penguin di kepulauan Falkland yang dahulu kala menjadi korban pembantaian insan untuk dijadikan materi bakar lemak perburuan ikan paus. Pulau Falkland yang terletak di samudra atlantik 300 m dari pinggiran pantai Patogonian, Amerika Selatan menjadi materi perebutan wilayah sampai menimbulkan perang antara Tentara Inggris dengan Militer Argentina.

Konflik pertempuran yang terjadi pada tahun 1982 ini dikenal dengan Perang Malvinas dan sesudah perang usai, meninggalkan ratusan Ladang Ranjau yang Makara Habitat Jutaan Penguin paling kondusif dari perburuan ilegal. Sengketa ini dimulai ketika inggris mengakui pulau ini sebagai wilayah mereka di luar negaranya namun Argentina juga mengklaim bahwa Pulau Fakland sudah lebih dahulu menjadi kekuasaan mereka.

Siapa yang menyangka puluhan ribu ranjau peledak yang sangat berbahaya yakni rumah palin Ladang Ranjau Makara Habitat Jutaan Penguin

Akibatnya ketika pasukan Argentina menginvasi kepulauan tersebut dan menimbulkan pecahnya Perang Malvinas. Selama sepuluh minggu, sekitar 650 personel militer Argentina, lebih dari 250 personel militer Inggris, dan tiga penduduk Kepulauan Falkland tewas. Pada akhirnya, kepulauan Falkland dikembalikan ke Kerajaan Inggris.

Abad ke-18 yakni masa dimana penangkapan paus sedang gencar-gencarnya. Industri minyak paus booming ketika itu, dan Falklands yakni tempat yang ideal untuk menangkap paus dan ekstraksi minyak paus. Untuk menghasilkan minyak paus, lapisan lemak (blubber) dipisahkan dari badan mereka, kemudian disimpan di dalam tong raksasa berisi air yang dididihkan dengan api.

Tapi Falklands benar-benar tanpa pohon. Satu-satunya vegetasi di sini yakni semak kerdil yang sama sekali tidak berkhasiat sebagai materi bakar. Karena tidak adanya kayu untuk menjaga api tetap menyala, para pemburu paus mulai memakai sumber daya berlimpah lain yang sanggup dijadikan pengganti kayu untuk materi bakar, yaitu Penguin. Penguin mempunyai cukup banyak lemak di bawah kulit mereka, dan para pemburu paus tahu bahwa lemak gampang terbakar sehingga sanggup dijadikan pengganti kayu.

Hewan ini juga tidak sanggup terbang dan jinak di alam, menciptakan mereka gampang untuk ditangkap. Makara setiap kali nyala api mengecil, mereka cukup hanya meraih beberapa penguin dan melemparkannya ke dalam api. Bencana inilah bermulai, jutaan pinguin habis dibakar demi bisnis minyak ikan paus. Yang awalnya jumlah mereka sekitar 10 juta menjadi berkurang 95%.

Kemudian invasi Argentina pun terjadi. Argentina menginvasi kepulauan Falkland dan menguasainya, dan untuk mencegah militer Inggris merebut kembali kepulauan ini, maka militer Argentina menanam lebih dari 20.000 ranjau darat di sepanjang pantai dan padang rumput bersahabat ibukota. Setelah perang berakhir, pemerintah Inggris menciptakan upaya untuk membersihkan ladang ranjau, tapi itu yakni perjuangan yang berbahaya dan melelahkan.

Akhirnya, mereka tetapkan untuk memagari ladang ranjau dan memasang rambu-rambu peringatan biar orang menjauh dari tempat itu. Karena tak ada lagi insan mendekat ke ladang-ladang ranjau, maka dengan berlalunya waktu daerah-daerah tersebut menjadi suaka yang tak disengaja bagi para penguin. Hewan ini cukup ringan, sehingga sanggup berjalan dan melompat di ladang ranjau tanpa menimbulkan ranjau-ranjau meledak, sehingga mereka merdeka mencari pasangan, menyiapkan sarang dan kawin.

Selama tiga puluh tahun terakhir, jumlah mereka telah meningkat. Saat ini, Kepulauan Falkland yakni rumah bagi 1 juta penguin. Makara ladang-ladang ranjau yang berbahaya bagi manusia, yakni tempat yang kondusif bagi penguin untuk hidup dan berkembang biak.